Hari
ini adalah hari dimana di umumkannya nama-nama siswa yang akan terpilih untuk
mewakili provinsi dalam lomba debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing tingkat
SMK. Sekolah ku terpilih untuk mempersiapkan 3 orang anak untuk debat bahasa
Indonesia dan aku terpilih salah satunya. Aku hampir tidak percaya bahwa aku
akan mewakili sekolah ku dan bukan itu saja aku membawa nama provinsi. Aku
benar-benar tidak percaya ini.
Hampir dua bulan penuh kami latihan
untuk mengikuti lomba debat itu dan ini adalah hari terakhir kami untuk latihan
debat. Aku, Lina dan Siti sedang membaca-baca bahan debat yang akan kami
persiapkan untuk di pertaruhkan di Yogyakarta, tiba-tiba guru pembimbing kami
Ibu Mariani datang membawa tiga orang lainnya, ketika di jelaskan ternyata
mereka adalah para senior yang dulu juga pernah mengikuti debat. Dan untuk
mempersiapkan mental kami, guru pembimbing kami menyuruh untuk bertanding debat
dengan para senior. Lama kami berlatih dengan para senior dan itu membuat kami
seakan mendapatkan tenaga baru untuk bertanding melawan peserta dari provinsi
lain.
Hari ini kami akan berangkat ke
Banda Aceh sebelum berangkat ke Yogyakarta untuk bertemu dengan peserta lain
yang mewakili provinsi Aceh juga, yoo anak garam buat yang terbaik untuk aceh
seru teman-teman ku dan ada juga yang teriak minta no hp cewe yang membuat
guru-guru tertawa. Perwakilan dari tempat kami yaitu Lhokseumawe terdiri dari
tiga sekolah yaitu SMK N 1, SMK N 2, SMK N 3. Dari SMK N 1 mengantarkan dua
orang anak dalam cabang bahasa asing yaitu bahasa Jepang, SMK N 2 juga
mengantarkan dua orang anak dalam cabang bahsa asing yaitu bahasa Perancis.
Tapi sebelum berangkat tak lupa aku salam ibu ku yang mengantarkan aku, aku
cium pipi nya untuk minta doa restu supaya bisa memberikan yang terbaik untuk
sekolah dan provinsi. Karena ini pertama kalinya aku mengikuti lomba di luar
provinsi.
Setibanya di bandara Banda Aceh kami
beserta guru ternyata masih harus menungu para peserta dari Banda Aceh, lama
kami menunggu mereka akhirnya mereka tiba juga, tapi kami masih belum saling
mengenal, karena sesama peserta dari Aceh kami semua hanya saling bersalaman
awalnya di Bandara, karena kami peserta yang dari Lhokseumawe masih ada rasa jengkel
karena kami harus menunggu mereka sampai 3 jam. Kami mengira bahwa kami akan
segera berangkat, ternyata kami harus menunggu lagi orang dinas yang memegang
tiket kami. Untunglah ibu itu segera tiba. Setelah menasehati kami semua dan
memberikan motivasi yang membuat kami tak perlu malu untuk membawa nama Aceh.
Kami beserta guru pamit kepada Ibu itu dan menaiki pesawat setelah melalui
beberapa proses.
Bersambung....
0 comments:
Posting Komentar