Gambar

Selasa, 09 Desember 2014

Cerbung kisah cinta si anak garam bagian 2



Hari ini adalah hari dimana di umumkannya nama-nama siswa yang akan terpilih untuk mewakili provinsi dalam lomba debat Bahasa Indonesia dan Bahasa Asing tingkat SMK. Sekolah ku terpilih untuk mempersiapkan 3 orang anak untuk debat bahasa Indonesia dan aku terpilih salah satunya. Aku hampir tidak percaya bahwa aku akan mewakili sekolah ku dan bukan itu saja aku membawa nama provinsi. Aku benar-benar tidak percaya ini.
            Hampir dua bulan penuh kami latihan untuk mengikuti lomba debat itu dan ini adalah hari terakhir kami untuk latihan debat. Aku, Lina dan Siti sedang membaca-baca bahan debat yang akan kami persiapkan untuk di pertaruhkan di Yogyakarta, tiba-tiba guru pembimbing kami Ibu Mariani datang membawa tiga orang lainnya, ketika di jelaskan ternyata mereka adalah para senior yang dulu juga pernah mengikuti debat. Dan untuk mempersiapkan mental kami, guru pembimbing kami menyuruh untuk bertanding debat dengan para senior. Lama kami berlatih dengan para senior dan itu membuat kami seakan mendapatkan tenaga baru untuk bertanding melawan peserta dari provinsi lain.
            Hari ini kami akan berangkat ke Banda Aceh sebelum berangkat ke Yogyakarta untuk bertemu dengan peserta lain yang mewakili provinsi Aceh juga, yoo anak garam buat yang terbaik untuk aceh seru teman-teman ku dan ada juga yang teriak minta no hp cewe yang membuat guru-guru tertawa. Perwakilan dari tempat kami yaitu Lhokseumawe terdiri dari tiga sekolah yaitu SMK N 1, SMK N 2, SMK N 3. Dari SMK N 1 mengantarkan dua orang anak dalam cabang bahasa asing yaitu bahasa Jepang, SMK N 2 juga mengantarkan dua orang anak dalam cabang bahsa asing yaitu bahasa Perancis. Tapi sebelum berangkat tak lupa aku salam ibu ku yang mengantarkan aku, aku cium pipi nya untuk minta doa restu supaya bisa memberikan yang terbaik untuk sekolah dan provinsi. Karena ini pertama kalinya aku mengikuti lomba di luar provinsi.
            Setibanya di bandara Banda Aceh kami beserta guru ternyata masih harus menungu para peserta dari Banda Aceh, lama kami menunggu mereka akhirnya mereka tiba juga, tapi kami masih belum saling mengenal, karena sesama peserta dari Aceh kami semua hanya saling bersalaman awalnya di Bandara, karena kami peserta yang dari Lhokseumawe masih ada rasa jengkel karena kami harus menunggu mereka sampai 3 jam. Kami mengira bahwa kami akan segera berangkat, ternyata kami harus menunggu lagi orang dinas yang memegang tiket kami. Untunglah ibu itu segera tiba. Setelah menasehati kami semua dan memberikan motivasi yang membuat kami tak perlu malu untuk membawa nama Aceh. Kami beserta guru pamit kepada Ibu itu dan menaiki pesawat setelah melalui beberapa proses.
Bersambung....

0 comments:

Posting Komentar